Monday, August 17, 2009

Sufi dan Orang Kikir

Seorang sufi datang mengetuk pintu sebuah rumah. Ia meminta sepotong roti untuk dimakan. ''Ini bukan toko roti,'' kata pemilik rumah dengan ketus. ''Jika demikian, apakah kau memiliki sedikit daging,'' ujar darwis memohon. ''Memangnya rumah ini terlihat seperti tempat jagal,'' kata pemilik rumah itu lagi.

''Dapatkah kuminta sedikit tepung?''
''Memangnya kau dengar suara penggilingan di rumah ini?''
''Kalau begitu seteguk air saja...''
''Di sini tak ada sumur.''

Apapun yang diminta sang sufi selalu dijawab pemilik rumah dengan ucapaan menyakitkan. Ia, pada dasarnya, tak mau memberikan apapun untuk darwis itu.
Akhirnya darwis itu berlari masuk ke dalam rumah, mengangkat jubahnya dan berjongkok seolah hendak buang hajat.
''Hei, apa yang kau lakukan,'' ujar pemilik rumah marah dan heran.
''Diam kau orang yang menyedihkan. Tempat kosong seperti ini hanya pantas untuk menjadi tempat buang hajat. Karena, tak ada seorang pun atau apapun yang ada di sini. Jadi harus diberi pupuk biar subur.''

Darwis itu lantas berkata,''Jika kau burung, jenis apakah engkau? kau bukan elang yang dilatihuntuk jadi peliharaan bangsawan, bukan pula merak yang memesona setiap yang memandang, bukan juga kakatua yang berkisah lucu. Kau bukan kutilang yang bernyanyi kasmaran.''
''Kau bukan Hudhud yang membawa pesan Sulaimahn, atau bangau yang membangun sarang di tepi tebing.''

''Lalu apa kau ini? Kau spesies tak dikenal. Kau berdalih danb ercanda untuk mempertahankan harta milikmu. Kau telah melupakan Dia Yang tak peduli harta beda, Yang tak mengambil keuntungan dari setiap hubunganNya dengan manusia....''(Dikutip dari buletin al tanwir, yayasan muthahhari)

Related Posts by Categories



0 comments :

Post a Comment

mohon koreksinya apabila salah (CMIIW), silahkan berkomentar dengan baik, penulis tidak bertanggung jawab atas apa yang anda sampaikan, jadi silahkan anda bertanggung jawab dengan apa yang anda sampaikan, terima kasih telah berkunjung, semoga bermanfaat [ baca disclaimer]