Monday, August 17, 2009

Kerinduanmu PadaKu Adalah UtusanKu Bagimu

Satu saat seorang sufi tengah tenggelam dalam doa-doanya. Setan datang menghampirinya dan berkata,''Sampai kapan kau akan terus seperti ini, memanggil-manggil Tuhan. Diamlah Kau, Tuhan tak akan pernah menjawabmu!''

Sufi itu menjadi teramat sedih dan termenung diam. Ia tak meneruskan doa-doanya.

Pada malam harinya, Nabi Khidir hadir dalam mimpinya dan bertanya,''Mengapa Engkau berhenti menyeru Tuhanmu? ''Karena jawaban dariNya tak juga kuterima,'' kata sufi itu.

Khidir menjawab,''Tuhan sendiri yang menyuruhku datang padamu. Dia berkata: Bukankah Aku yang memerintahkanmu untuk berdoa? Bukankah Aku yang menyibukkanmu dengan namaKu? Rintihanmu memanggil namaKu: Allah, Allah, Allah! Adalah jawaban-Ku untukmu.

''Kerinduanmu padaKu adalah utusanku bagimu. Akulah sumber dari semua air mata dan rintihanmu. Akulah yang memberi sayap bagi iringan munajatmu.'' ( )
(0) Komentar
Pandailah Bersyukur
Allah menjanjikan bahwa orang yang tidak mau bersyukur, maka nikmatnya akan berubah menjadi adzab yang pedih, minimal akan hilang ketentraman di hatinya.

Misalkan hidung kita oleh Allah 'di setting' tidak begitu mancung, tapi kita membandingkannya dengan yang mancung-mancung. Saat becermin kan jadi tertekan, "Ini hidung atau kutil?" Padahal Allah yang menciptakan, pasti sarat dengan hikmah. Punya hidung mancung juga kalau ujub malah jadi pamer, dipotret jadi miring terus.
Kalau tidak berusaha mensyukuri yang ada, punya apa saja nggak akan
nikmat.

Misalnya ada gelas berisi air setengah. Kalau ahli syukur, "alhamdulillah masih ada setengahnya." Tapi yang kufur nikmat, "Hah! Tinggal setengahnya!" Ini nggak enak, itu nggak enak. Tentu saja Allah murka sehingga menutup pintu rezeki lainnya. Sebaliknya, kalau bersyukur, maka akan mengundang pintu-pintu nikmatlainnya.

Misalnya istri sedang ngidam, kita mencari mangga ke sana sini nggak ketemu. Tiba-tiba lewat tukang mangga. "Ya Allah Engkau mudahkan dia datang, tidak perlu bayar parkir dan bensin." "Berapa ini Bang?" tanya kita. "Enam ribu" kata abang penjual mangga. Lalu kita bilang "Sepuluh ribu, ya?" Nah, itu bersyukur.

Tapi kalau, "Dua ribu saja ya!?" Itu zalim, betapa sudah diberi

kemudahan oleh Allah dengan didatangkan tukang penjual mangga yang dengan susah payah dia memikulnya, sudah berat, panas, masih ditawar pula oleh kita. Bukankah setiap kemudahan itu datangnya dari Allah. Kalau tidak bersyukur, maka itulah yang akan menimbulkan fitnah dan masalah. mq ( )
(0) Komentar
Sampai Dengan Hamil
Pada waktu turun dari kendaraan, seorang tentara menabarak istri petani yang sedang hamil tujuh bulan, hingga menyebabkan keguguran. Sang petani pun mengadukan kepada hakim Karakus.

Hakim Karakus adalah sebuah legenda yang hidup di Mesir yang tampaknya dibuat untuk mengolok-olok kehidupan hakim tolol dan ngawur.
Ihwal istri petani di atas, hakim Karakus setelah mendengar keterangan semua pihak segera menjatuhkan vonis. Si tentara dihukum harus memelihara istri petani itu, memberimakan dan pakaian, sampai perempuan itu hamil tujuh bulan dan baru setelah itu dikembalikan kepada si petani.

Related Posts by Categories



0 comments :

Post a Comment

mohon koreksinya apabila salah (CMIIW), silahkan berkomentar dengan baik, penulis tidak bertanggung jawab atas apa yang anda sampaikan, jadi silahkan anda bertanggung jawab dengan apa yang anda sampaikan, terima kasih telah berkunjung, semoga bermanfaat [ baca disclaimer]