Monday, August 17, 2009

Rahasia

Nasrudin memanjat sebuah tembok dan dari sana ia melihat sebuah halaman yang dipenuhi rumput yang hijau dan lembut, bagaikan kain bludru yang amat halus. Ia memanggil tukang kebun yang sedang menyiram halaman penuh rumput itu.
"Apa rahasianya untuk bisa membuat halaman seperti itu?"

"Tidak ada rahasia," kata tukang kebun. "Sini, aku beri tahu asal engkau turun kemari."

"Asyiiik," ujar sang Mullah sambil meluncur turun. "Aku akan membuat halaman seperti itu."

"Caranya," kata si tukang kebun, "tanamlah rumput, bersihkan biji-bijian, dan sesering mungkin gunting rumput."

"Aku bisa melakukannya semua! Berapa lama waktu yang dibutuhkan?"
"Sekitar delapan ratus tahun."

"Rasanya, aku lebih suka melihat pemandangan dari jendelaku tanpa rerumputan," kata Nasrudin. ( humor sufi 3)
(0) Komentar
Di Istana Sultan Demak
Konon, Nasruddin pernah berkunjung ke Tanah Jawa. Itu terjadi ketika ia masih muda dan penuh jiwa petualangan. Ketika itu ia ikut sebuah kapal dagang yang berlayar ke Timur Jauh, dan dalam perjalanan pulang ke Turki, kapal itu kebetulan mampir di sebuah bandar di pesisir utara Jawa.

Pada zaman itu, kehebatan Sultan Demak sudah didengarnya, karena itu kesempatan tersebut dipergunakan sebaik-baiknya untuk berkenalan langsung dengan Sultan.

Nasruddin mendapat keterangan bahwa Sultan tidak berkeberatan menerimanya, sebab ia pun ingin berkenalan dengan pemuda Turki yang terkenal cerdas itu. Sebelum menghadap, Nasruddin mendapat keterangan terinci mengenai tata tertib keraton Jawa. Antara lain dikatakan oleh pegawai istana, "Nasruddin, kau harus selalu menyembah setiap kali berbicara dengan Sultan!" Lalu ia pun diajar bagaimana melakukan sembah.

Di depan Sultan, Nasruddin duduk bersila dengan tertib. "Kau yang bernama Nasruddin?" tanya Sultan.

"Benar, Yang Mulia," jawab Nasruddin sambil menyembah.

"Kau tinggal dimana?"

"Di Akshehir, Yang Mulia," jawabnya terus tetap menyembah tertib.

"Dekat Masjid Agung?" tanya Sultan.

Nasruddin ingin menunjukkan lokasi masjid di kotanya itu, tetapi ia ingat bahwa harus tetap menyembah kalau berbicara dengan Sultan; jadi ia menunjuk dengan kaki kanannya sambil berkata, "Masjid di sebelah sini, Yang Mulia."

"Dekat pasar?" tanya Sultan lagi.

"Pasar di sebelah sini, Yang Mulia," sambil berkata itu Nasruddin menunjuk dengan kaki kirinya, jadi sekarang kedua kakinya mekangkang.

"Dekat kelurahan?" tanya Sultan.

Nasruddin mulai bingung, ia harus menunjukkan tempat tetapi kedua tangannya untuk menyembah. Akhirnya tangannya yang kanan tetap nempel di hidung, yang sebelah kiri menunjuk, "Kelurahan di sebelah situ, Yang Mulia."

"Lantas, rumahmu sebelah mana?"
Tak ada lagi anggota badannya yang bisa dipakai untuk menunjukkan lokasi rumahnya. Akhirnya dikatakannya, "Rumah hamba di sebelah sana, Yang Mulia," dan sambil berkata itu ia meludah, tepat jatuh di hadapan Sultan. ( Humor Sufi Sapardi dd)
(0) Komentar
Menikahi Wanita Ideal
Seorang teman bercerita kepada Mullah, "Wanita yang akan saya nikahi kaya, cantik, gadis, berkelakuan baik, dan pandai."
Mullah menjawab, "Aku takut Anda tidak akan memperoleh semua kualitas tersebut pada satu istri, kecuali kalau Anda akan menikahi lima wanita!"

Related Posts by Categories



0 comments :

Post a Comment

mohon koreksinya apabila salah (CMIIW), silahkan berkomentar dengan baik, penulis tidak bertanggung jawab atas apa yang anda sampaikan, jadi silahkan anda bertanggung jawab dengan apa yang anda sampaikan, terima kasih telah berkunjung, semoga bermanfaat [ baca disclaimer]