Monday, August 17, 2009

Menara al-Tis

Suatu hari, seorang teman Nasrudin bertanya, ''Apa bintangmu, Nasrudin?''
Nasrudin menjawab, ''Menara al-Tis.''
Sang teman menjawab, ''Tidak ada dalam ilmu bintang nama Menara al-Tis.''
Maka Nasrudin menjawab, ''Ketika aku masih kecil, ibuku menunjukkan kepadaku Menara al-Tis dan ia berkata kepadaku bahwa itu adalah menara tua. Sekarang umur menara itu sudah 40 tahun. Tentunya tidak diragukan lagi menara itu telah berkembang dan menjadi terkenal sekarang.''
(0) Komentar
Belum Berwudlu
Suatu hari, Nasrudin berwudlu. Tapi karena airnya sangat sedikit, dia tidak membasuh kaki kirinya. Ketika shalat, Nasrudin mengangkat kaki kirinya itu seperti angsa saat menghangatkan tubuhnya.
Teman-temannya tentu terheran-heran. Usai shalat, salah seorang dari mereka bertanya, ''Apa yang baru saja kamu lakukan, wahai Nasrudin?'' Ia menjawab singkat, ''Kakiku yang sebelah kiri belum berwudlu.''
(0) Komentar
Menjaga Amanah
Ibrahim bin Adham pernah menjadi penjaga kebun milik orang kaya. Dia menjaga kebun tersebut dengan terus memperbanyak shalat. Satu hari, pemilik kebun meminta dipetikkan buah delima. Ibrahim mengambil dan memberinya. Tapi pemilik kebun malah memarahinya. Ia tersinggung karena diberikan buah delima yang asam rasanya.

''Apa kau tak bisa membedakan buah delima yang manis dan asam?'' Ibrahim menjawab,''Aku belum pernah merasakannya.'' Pemilik kebun menuduh Ibrahim berdusta. Ibrahim lantas shalat di kebun itu. Pemilik kebun menuduhnya berbuat riya dengan shalatnya. ''Aku belum pernah melihat orang yang lebih riya dibanding engkau.'' Ibrahim menjawab,'' Betul tuanku, ini baru dosaku yang terlihat. Yang tidak, jauh lebih banyak lagi.''

Di hari lain, majikan kembali meminta buah delima. Kali ini Ibrahim memberi yang terbaik menurut pengetahuannya. Tapi lagi-lagi pemilik kebun kecewa karena buah yang dia terima asam rasanya. Diapun memecat Ibrahim. Sufi besar itupun pergilah. Di perjalanan, ia menjumpai seorang pria yang sekarat karena kelaparan. Ibrahim memberinya buah delima yang tadi ditolak majikannya.

Ibrahim lantas berjumpa lagi dengan pemilik kebun yang berniat membayar upahnya. Ibrahim berkata agar dipotong dengan buah delima yang ia berikan kepada orang sekarat yang ia jumpai. ''Apa engkau tak mencuri selain itu,'' tanya pemilik kebun. ''Demi Allah, jika orang itu tidak sekarat, aku akan mengembalikan buah delimamu.'' Setelah upahnya dibayar Ibrahim pun pergi.

Pemilik kebun, setahun kemudian, mendapat tukang baru. Dia kembali meminta buah delima. Tukang baru itu memberinya yang paling harum dan manis. Pemilik kebun itu bercerita bahwa ia pernah meiliki tukang kebun yang paling dusta karena mengaku tak pernah mencicipi delima, memberi buah delima kepada orang yang kelaparan, minta dipotong upahnya untuk buah delima yang ia berikan kepada orang kelaparan itu.

''Dia juga selalu shalat. Betapa dustanya dia,'' kata pemilik kebun. Tukang kebun yang baru lantas berujar.''Demi Allah, wahai majikanku. Akulah orang yang kelaparan itu. Dan tukang kebun yang engkau ceritakan itu dulunya seorang raja yang lantas meninggalkan singgahsananya karena zuhud.'' Pemilik kebun lantas mengambil debu dan menaburnya di atas kepalanya sembari menyesali,''Celaka, aku telah menyia-nyiakan kekayaan yang tak pernah aku temui.''

Related Posts by Categories



0 comments :

Post a Comment

mohon koreksinya apabila salah (CMIIW), silahkan berkomentar dengan baik, penulis tidak bertanggung jawab atas apa yang anda sampaikan, jadi silahkan anda bertanggung jawab dengan apa yang anda sampaikan, terima kasih telah berkunjung, semoga bermanfaat [ baca disclaimer]