Friday, August 4, 2017

Pengurusan customs clearance impor versi ane

Template Updates

Home / Ekspor-Impor / Pengurusan Custom Clearance Impor Versi Ane
Pengurusan Custom Clearance Impor Versi Ane
FERRY YANTO 02.57 EKSPOR-IMPOR
Kita sebagai orang pemberi jasa kepabenan atau Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabenan (PPJK) harus memiliki kemampuan pengurusan ijin-ijin di Bea Cukai, untuk pengurusan barang Impor dan Ekspor. Kenapa begitu bro ? karena tanpa kecakapan mengenai pengurusan perijinan tentu eksistensi kita dibidang jasa kepabenan akan dipertanyakan dan barang hal itu sampai diketahui pesaing kita, perlahan-lahan jasa kepabenan kita akan ditinggalkan pelanggan. Agar hal seperti itu tidak terjadi kita harus tahu prosedur-prosedur perijinan barang impor dan barang ekspor. Pelanggan membutuhkan barang-barang mereka secepat mungkin, bila kendala di perijinan di Bea Cukai, sebagai gerbang pertama penjaga dari masuknya barang-barang keluar masuk dari luar maupun dalam negeri tersendat, tentu membuat pelanggan kita pusing. Dan kita sebagai orang awam juga perlu tahu apa sih Clearance Document itu? rumitkah? susahkah. Saya akan menjelaskan sedikit pengetahuan yang kurang lebih masih kurang banget berdasar pengalaman yang juga lumayan sedikit. hehehe.

Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabaenan (PPJK)

Karena keterbatasan pengetahuan saya, maka penjelasan ini tidak akan memakan banyak waktu anda. Untuk pengurusan ijin Barang Masuk/Barang Keluar (Ekspor-Impor), jika anda ingin mendirikan Perusahaan Jasa Kepabenan (PPJK) hal-hal yang harus dimiliki adalah :

1. Perusahaan anda terdaftar sebagai Perusahaan PPJK;
2. Perusahaan anda wajib memilik NIK;
3. Perusahaan anda harus memiliki Tanda Daftar Perusahaan (TDP);
4. Perusahaan anda memililiki SIUP
5. Perusahaan anda memilik izin tempat tinggal/domisili Perusahaan;
6. Neraca Saldo terakhir perusahaan anda

Semua itu sudah anda lengkapi, untuk memberikan layanan jasa kepabenan kepada pelanggan akan lebih mudah. Karena Perusahaan anda sudah resmi terdaftar di Kantor Bea Cukai dan juga Deprindag. Hal-hal yang bikin dahi kerenyut sudah kita lewati, berikutnya kita sebagai perusahaan jasa kepabenan diserahkan tanggung jawab oleh Perusahaan A sebagai Importirnya untuk mengurus impornya, untuk mengerjakan tugas ini, kita wajib meminta kepada Perusahaan A, data-data sebagai berikut :

1. API (Angka Pengenal Importir); API-U atau API-P; keterangan mengenai status importir apakah terdaftar sebagai Importir Umum, Importir Produsen;
2. Sertifikat Registrasi Pabean ( SRP );
3. Surat Kuasa; apabila dikuasakan; *
4. Cerificate of Origin; surat sertifikasi barang dari negara asal barang; *
5. Invoice; *
6. Packing List; *
7. BL Asli dan Copy; wajib diketahui untuk BL asli akan kita gunakan menebus DO asli di Perusahaan Pelayaran yang mengangkut barang impor perusahaan A. dan Untuk Copynya wajib dibawa disaat kita mengurus ijin di Bea Cukai untuk mendapatkan nomer manifest. *
8. Asuransi;*
9. Bukti Bayar Bea Masuk; Bukti bayar yang sudah disetorkan ke Bank yang ditunjuk oleh Bea Cukai. *
10. Nomor Wajib Pajak (NPWP);
11. PIB (Pemberitahuan Impor Barang); PIB ini adalah dokumen Impor yang sudah kita lengkapi dengan persyaratan yang terlihat dari No. 1 sampai dengan No. 10 diatas.

Catatan: Dokumen-dokumen yang ditandai dengan bintang harus ASLI dan wajib dibawa disaat pengurusan perijinan di Bea Cukai.

O ya, untuk membuat dokumen PIB, Perusahaan anda terlebih dahulu sudah terdaftar sebagai perusahaan PPJK di bea cukai, dan biasanya Aplikasi PIB ini akan diberikan kepada perusahaan yang memang sudah terdaftar.

Custom Clearance (Pengurusan Perijinan Surat-surat/Dokumen di Bea Cukai)

Setelah semua sudah siap, hal pertama kita lakukan yakni kita bawa semua dokumen-dokumen tersebut ke Kantor Bea dan Cukai di tempat anda dan jangan lupa bawa flashdisk yang berisi Data PIB anda. Data PIB ini hasil transfer data dari Aplikasi PIB, maka prosedur perijinan Impor langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Serahkan Dokumen Impor, yakni PIB dan dokumen persyaratan lainnya ke Petugas PENDOK (Penerimaan Dokumen); bagian ini menanykan segala hal tentang kebenaran Dokumen yang anda sertakan, pengurusan dokumen dibagian PENDOK ini, waktu yang dibutuhkan kurang lebih 15 menit.
2. Setelah PENDOK selesai, petugas PENDOK akan menyerahkan dokumen ke Petugas MANISFEST, bagian ini bertugas mememberikan Nomor Manifest berdasar BL Copy yang kita punya, apakah Nama Kapal sudah benar, Nomor lambung kapal juga diperiksa apakah sudah benar, kapan tanggal Perkiraan Kapal tiba sudah benar, biasanya untuk perkiraan kapal tiba kita mengisikan kira-kira 4 hari sebelum kapal tiba. Semua itu wajib kita cantumkan di Dokumen PIB kita.
3. Setelah Nomor Manifest diberikan, catat nomernya kemudian buka laptop anda isikan di Aplikasi PIB anda, dan transfer kembali ke dalam flashdisk anda dan cetak lagi halaman pertama dokumen PIB anda yang sudah berisi nomer manifest.
4. Dokumen akan dikembalikan ke bagian PENDOK, untuk memeriksa semua dokumen-dokumen persyaratan;
5. Bila pemrosesan dokumen di PENDOK selesai, dokumen diserahkan ke bagian Analising Dokumen, bagian ini akan memeriksa apakah barang Impor ini terkena LARTAS atau tidak, apakah No. HS nya sudah sesuai, wajib kita hati-hati untuk memastikan benar-benar yakin barang impor ini terbebas dari LARTAS maka kita wajib mengetahuinya dari website Bea Cukai di Portal INSW. Di situ kita masukkan No. HS, klik cari apabila barang ini bebas dari LARTAS maka aman sudah barang kita.
6. Terakhir sekali, saya lupa bagian apa gitu, hehehe, maaf-maaf, bagian ini akan mengecek apakah kita sudah membayar Bea Masuk dan itu sudah diperiksa berdasar Bukti pembayaran dari Bank yang sudah ditunjuk oleh Bea Cukai sebagai Bank resmi pembayaran Bea Masuk Impor.

Proses Penjaluran

Kalau semua itu sudah ok, tunggu saja pemrosesan selanjutnya, disinilah proses penjaluran ditentukan apakah barang tersebut dikenakan Jalur Hijau Merah, Jalur Kuning ataupun Jalur Merah.

Apabila di layar monitor, Prosessnya Jalur Hijau, maka tunggu SPPB nya, Kalau Jalur Merah ya, Anda harus mencari petugas pemeriksa bahwa barang sudah siap diperiksa. Setelah pemeriksaan barang dalam petikemas sesuai dengan PIB, Invoice dan Packing List, acara selanjutnya adalah SPPB.

Demikian langkah-langkah pengurusan ijin barang Impor berdasar pengalaman saya, apabila ada kekurangan sana sini saya mohon maaf sebesar-besarnya. Semoga hal ini menjadi pencerahan bagi anda yang ingin mendirikan perusahaan PPJK atau pun anda yang baru terjun dalam mengurus ijin impor di Bea Cukai. Terima kasih.

sumber ferryyant.blogspot Read More...

Thursday, March 26, 2015

Mengumpat dg Kata Kotor

Kalau dlm keadaan emosi, marah&tak sabar, sbagian ada orang yg tak tahan shg mngumpat dg kata-kata kasar seperti tai, anjing&kata jorok(kotor) lainnya.
Yg jelas suka mngumpat bukanlah sifat orang briman. Krn orang briman slalu mnjaga lisannya&diperintahkan brkata yg baik. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam brsabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا، أَوْ لِيَصْمُتْ
“Barang siapa briman kpada Allah&hari akhir, maka brkatalah yg baik&jika tdk maka diamlah.”(HR.Bukhari no.6018 &Muslim no.47)
Sifat orang beriman pula tdklah mngumpat dg prkataan&tingkah laku. Ancaman bg mreka yg mncela seperti itu jelas skali dalam ayat brikut:
وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ
“Kcelakaanlah bagi setiap pngumpat lagi pncela”(QS.Al Humazah:1)
Ayat ini adlh ancaman bg orang yg mncela yg lain dg prbuatan&mngumpat dg ucapan. Hamaz adlh mncela&mngumpat orang lain dg isyarat&perbuatan. Sdangkan lamaz adlh mncela orang lain dg ucapan.
Ancaman wail dlm ayat diatas adlh ancaman berat. Salah 1 tafsiran mnyatakan wail adlh lembah di neraka.
Juga di antara orang yg tdk boleh diikuti adlh orang yg banyak mngumpat dg kata-kata kotor seperti ‘tai’&‘anjing’ sbagaimana disebutkan dalam ayat.
“Yg banyak mncela, yg kian ke mari mnghambur fitnah.”(QS.Al Qalam:11)
Yg dimaksud dg hammaz dlm ayat di atas adlh banyak mngumpat/mnjelekkan orang lain yaitu dg mngghibahi/mrendahkannya dg candaan/smisal itu. Demikian kterangan dari Syaikh As Sa’di di kitab tafsirnya.
Kalau kita muslim, maka haruslah mnjaga lisan agar kluar kata-kata yg bersih.
Kalau orang kafir wajar saja kluar kata kotor brupa umpatan jelek krn mreka tak diajarkan sopan santun dlm ajaran mreka. Jadi bedakan dg baik mana muslim&mana bukan. Yg mmbuat orang mulia adlh dg iman&akhlak luhurnya.
Hanya Allah yg mmberi taufik.
✏ Ditulis oleh Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, Msc حفظه الله تعالى (dlm status Pak SHL) Read More...

Tuesday, July 22, 2014

Jenis Jenis Harta yang wajib dikeluarkan Zakatnya

Jenis Harta Kewajiban Nishab Waktu Zakat Kadar
Emas Pemilik 85 gr Setiap Tahun 2.5%
Perak Pemilik 595 gr Setiap Tahun 2.5%
Uang Pemilik senilai 85 gr Setiap Tahun 2.5%
Perdagangan Pengelola senilai 85 gr Setiap Tahun 2.5%
Harta yang dikelola Pengelola senilai 85 gr Setiap Tahun 2.5%
Pertania Pemilik Biji 653 kg beras setiap panen 5 % / 10 %
Profesi Pemilik Gaji 653 kg beras setiap bulan 2.5%
Rikas (Barang Temuan) Penemu - setiap menemukan 20.0%
Pertambangan Pengelola senilai 85 gr saat penambangan 2.5%
Zakat Fitrah Kepala Keluarga ada makanan lebih untuk persediaan Idul Fitri sebelum sholat ied 2.5 kg beras per orang%
sumber brosur pkpu
keterangan lengkapnya lihat disini
http://dev3.virtual.co.id/beta/wp-content/uploads/2013/06/panduan.zakat_.praktis.pkpu_.pdf
Read More...

Sunday, June 1, 2014

Beberapa Kumpulan quote Pak Satria Hadi Lubis

Salah satu cara ampuh setan mengeluarkan manusia dari kemuliannya dan menjadikannya bodoh adalah membuatnya berpikir melulu tentang pacar dan seks(shl)

Jika kamu merencanakan kaya, kamu akan rentan menjadi serakah dan lalai beribadah.
Bekerja saja sebaik2nya, dengan profesional. Kalau bisnis dengan melayani pelanggan secara baik dan jujur, kreatif dan halal mencari keuntungan.
Jika kita kaya dengan bekerja yang baik, maka Alhamdulilah. Jika pun tidak kaya, maka tetaplah bekerja dengan baik. Rencana hidup yang benar adalah rencana untuk bermanfaat sebanyak2nya bagi orang lain. bukan menumpuk kekayaan dan memiliki warisan harta. Karena kekayaan tidak dibawa mati dan anak cucu kita punya rezekinya masing2

UMAR bin. Abdul Aziz rahimahullah pernah berkhutbah yang berisi :
"Sesungguhnya dunia ini bukanlah tempat tinggal yang sejati dan abadi bagi kalian, dunia adalah tempat yang telah di tentukan Allah untuk hancur dan mengharuskan kepada penghuninya untuk pergi. Berapa banyak orang yang tadinya kuat dan menguasai namun hancur dalam sekejap. Berapa banyak orang yang bermukim, namun sebentar lagi akan pergi. Oleh karena itu, persiapkanlah perbekalan dan kendaraan kalian dengan sebaik-baiknya untuk perjalanan pulang. Perbanyaklah bekal kalian, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah bertakwa kepada Allah."

Tips untuk selalu bisa sholat tahajud :
1) Tidur paling lambat jam 22.00,
2) Lalu berazam dan berdoa untuk bisa tahajud,
3) Fungsikan alarm dgn bunyi yg keras setiap jam, mulai jam 1, 2, 3, dan 4 agar engkau terbangun pd empat kesempatan waktu tsb. Jika tdk mempan juga tiga tips di atas, menangislah dan minta ampun kpd Allah krn dosamu terlalu banyak sampai memberati matamu.

Salah besar jika ada yg berpendapat Islam menganjurkan muslim untuk kaya (atau miskin)! Islam malah meminta muslim fokus kpd usaha mencapai kebahagiaan. Kaya atau miskin adalah pemberian Allah. Itu benar-benar rahasia Allah. Usaha kita hanya fokus kpd berbuat baik dan bahagia. Tdk ada satu pun dalil bahwa orang kaya lbh bahagia daripada orang miskin atau dalil sebaliknya. Bahkan para nabi yg bahagia sebagian besar hidup miskin. Doa-doa yg diajarkan Nabi Muhamad saw juga sebagian besar untuk bahagia, bkn untuk kaya. Jangan terpengaruh dgn ideologi kapitalisme yg memuja kekayaan dan kemewahan, serta menganggap kekayaan sbg satu-satunya cara bahagia. Ini ajaran syetan yg menjauhi kita dari tujuan hidup sebenarnya, mencari ridho Allah (bahagia). Umat Islam dahulu jaya krn mereka sibuk mencari ridho Allah (bahagia). Dan sekarang umat Islam sengsara krn sibuk memuja kekayaan. "Dan kalian mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan. [al-Fajr/89:20]" Jangan rusak tujuan hidup Anda (yakni bahagia) dgn usaha yg salah (yakni sibuk untuk kaya). Ini seperti mengejar fatamorgana yg berujung pada kehampaan


Berkeluh kesah hanya kpd Allah membuatmu dicintai orang lain dan Allah. Berkeluh kesah kpd banyak orang membuatmu diremehkan orang lain dan Allah

Tidak usah curhat jika masalahmu sdh menjadi masa lalu. Curhatlah untuk masalahmu yg butuh solusi, bukan sekedar untuk berkeluh kesah saja.

Jangan menanti kebahagiaan, karena hal itu melelahkan. Berbahagialah sekarang juga, tanpa alasan dan sebab apapun. Berbahagialah sekarang juga tanpa alasan atau sebab apa pun!


Jangan menunda untuk melakukan kebaikan. Tundalah untuk melakukan kejahatan dan kemaksiatan sampai hati lelah untuk melakukannya.

بِسْــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Nasehat Seorang BOCAH membuat Imam Hanafi RA Menangis.

Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit, atau populer disebut Imam Hanafi, pernah berpapasan dengan seorang anak kecil yang tampak berjalan mengenakan sepatu kayu. ”Hati-hati, Nak, dengan sepatu kayumu itu. Jangan sampai kau tergelincir,” sang imam menasehati. Bocah miskin ini pun tersenyum, menyambut perhatian pendiri mazhab Hanafi ini dengan ucapan terima kasih. ”Bolehkah saya tahu namamu, Tuan?” tanya si bocah. ”Nu’man.” Jadi, Tuan lah yang selama ini terkenal dengan gelar al-imam al-a‘zham (imam agung) itu?” ”Bukan aku yang menyematkan gelar itu. Masyarakatlah yang berprasangka baik dan menyematkan gelar itu kepadaku.” "Wahai Imam, hati-hati dengan gelarmu. Jangan sampai Tuan tergelincir ke neraka gara-gara dia. Sepatu kayuku ini mungkin hanya menggelincirkanku di dunia. Tapi gelarmu itu dapat menjerumuskanmu ke kubangan api yang kekal jika kesombongan dan keangkuhan menyertainya.”Ulama kaliber yang di ikuti banyak umat Islam itu pun tersungkur menangis. Imam Hanafi bersyukur. Siapa sangka, peringatan datang dari lidah seorang bocah


"Kisah ilmiah...sebagai bukti Allah Maha Pemberi Rezeki"


Seorang ulama menceritakan kepadaku tentang do'a yg selalu ia lantunkan. Ia selalu mengucapkan do'a seperti ini:

( اللهم ارزقنا كما ترزق البغاث)
"Ya Allah, berilah aku rezeki sebagaimana Engkau memberi rezeki kpd bughats".

Apakah "bughats" itu? & bagaimana kisahnya?

"Bughats" adalah anak burung gagak yg baru menetas. Burung gagak ketikamengerami telurnya akan menetas mengeluarkan anak yg disebut "bughats". Ketika sdh besar dia mjadi gagak (guraB). Apa perbedaan antara bughats & gurab?

Telah terbukti secara ilmiah, anak burung gagak ketika baru menetas warnanya bukan hitam spt induknya, krn ia lahir tanpa bulu. Kulitnya berwarna putih. Di saat induknya menyaksikannya, ia tdk terima itu anaknya, hingga ia tdk mau memberi makan dan minum, lalu mengintainya dari kejauhan sj.


Anak burung kecil malang yg baru keluar dari telur itu tidak mempunyai kemampuan utk byk bergerak, apalagi untuk terbang. Lalu bgm ia mkn & minum?


Allah Yang Maha Kuasa & Maha Pemberi Rezeki yg menanggung rezekinya, krn Dialah yg tlh menciptakannya. Allah menciptakan AROMA tertentu yg keluar dr tubuh ank gagak yg dpt mengundang dtgnya serangga ke sarangnya. Lalu berbagai mcm ulat & serangga bdatangan sesuai dgn kebutuhan anak gagak, & ia pun memakannya..subhanallah...


Keadaannya terus spt itu sampai warnanya berubah mjadi hitam, krn bulunya sdh tumbuh.


Ketika itu barulah gagak mengetahui itu adalah anaknya, & ia pun mau mberi mknnya sampai tumbuh dewasa & bisa terbang mcari mkn sendiri. Secara otomatis aroma yg keluar dari tubuhnya pun hilang & serangga2 tdk berdtgan lg ke sarangnya.

Dia-lah Allah, Yang Maha Pemberi Rezeki..

"Kamilah yg membagi-bagikan penghidupan diantara mereka dlm kehidupan di dunia ini". (QS.az-Zukhruf:32).

Jika engkau lambat berubah, katakan pada dirimu, "Kamu kan sebentar lagi mati, kapan lagi kesempatan untuk bertaubat dan berubah?"

Jangan pernah berbahasa negatif atau mengkritik seseorang secara langsung. Sebab sesungguhnya setiap orang sdh tahu masalahnya sendiri. Ia hanya butuh dukungan dari orang sekitarnya untuk perlahan bangkit dari kegagalan yg dialaminya.
myspacenote.blogspot.com 2014

Perjalanan terjauh dan terberat adalah perjalanan ke mesjid. Maka berbahagialah dirimu bila dari kecil engkau telah terbiasa melangkahkan kaki di mesjid. Karena bagi kami, sejauh manapun engkau melangkahkan kaki, tidak ada perjalanan yang paling kami banggakan selain perjalananmu ke mesjid.

Jangan jauhi pendidikan anak-anak kita dari metode menghapal. Ini konspirasi jahat untuk menjauhi anak-anak kita dari ilmu Islam. Sebab Islam justru memuji para penghapal ilmu, terutama penghapal Al Qur'an dan Hadits.

Anak butuh pernyataan cinta dari orang tuanya. Orang tua butuh perbuatan cinta dari anaknya.

Bagi dunia kau hanya seseorang, tapi bagi seseorang kau adalah dunianya.

Belum tentu orang yg tdk ramah dan kelihatan sombong adalah orang sombong. Bisa jadi karena ia terlalu minder.

Jika ada yg mencela ketika kamu beramal sholih dgn perkataan, "Sok alim kamu", maka jawablah, "Mendingan aku sok alim daripada sok jahat".

Banyak sinetron di televisi yg menggambarkan wanita berjilbab atau lelaki berbaju koko (ustadz) berkutat dgn masalah remeh. Padahal seorang muslim seharusnya sibuk dgn masalah besar, bkn sebaliknya.

Rumus ketika berjumpa orang lain : senyum, salam, sapa, saling menasehati dgn lemah lembut dan menyayangi.

Jangan berdalih bhw bekerjamu atau sekolahmu adalah ibadah, lalu engkau kurangi waktu ibadah khususmu (sholat wajib dan sunnah, baca Qur'an, tahajud, shaum, ngaji, dll). Ini sama saja dgn memanipulasi ibadah.

Kartinimu Bukan Kartiniku

Kartinimu bukan kartiniku…
Kartinimu ingin menjadi tulang punggung
Kartiniku ingin menjadi tulang rusuk
Kartinimu menuntut kesetaraan tanpa batas
Kartiniku menuntun kemuliaan tanpa batas

Kartinimu bukan kartiniku…
Kartinimu keluar melihat dunia dengan tubuh melenggok
Kartiniku keluar melihat dunia dengan tubuh tertutup
Kartinimu keluar bekerja atas nama aktualisasi
Kartiniku diam di rumah atas nama aktualisasi

Kartinimu bukan kartiniku…
Kartinimu merusak sejarah mencari fatamorgana
Kartiniku meluruskan sejarah mencari kedamaian
Kartinimu menerjang meradang melawan lelaki
Kartiniku merangkul merayu mendekap lelaki

Kartinimu bukan kartiniku..
Kartinimu terlatih merasai kekurangan lelaki
Kartiniku terlatih merasai kelebihan lelaki
Kartinimu sabar mengasah lisannya mengutuki lelaki tangguh
agar menjadi minder menatap dirinya
Kartiniku sabar membelai tangannya di punggung lelaki rapuh
agar tetap bisa tegak menantang dunia

Kartinimu bukan kartiniku…
Kartinimu merubah dunia dengan nafsunya
Kartiniku merubah dunia dengan imannya
Kartinimu merubah cinta menjadi benci
Kartiniku merubah benci menjadi cinta

Menangis alam kini kartinimu menang dan digandrungi
Lupa engkau tanpa kartiniku engkau tak pernah ada
Karena kartiniku adalah ibumu dan ibuku…
(Satria Hadi Lubis)

Islam mempermudah lelaki bekerja dan mempersulit wanita bekerja. Salah satu sebabnya, jika lelaki menganggur ia rentan menjadi penjahat. Sebaliknya jika wanita menganggur ia akan banyak beribadah.

Lelaki tdk boleh berjanji tuk tdk poligami sbg syarat pernikahan krn itu berarti mengharamkan apa yg dihalalkan Allah dan wanita tdk boleh mensyaratkan bhw calon suaminya hrs berjanji tdk akan poligami krn itu berarti menambah2 syariat Allah tentang syarat sah pernikahan.

Pembunuhan yg dilakukan Hafitd dan Assyifa thd Sara yg masih remaja membuktikan sekali lagi bahwa pacaran membuat kehidupan remaja menjadi galau dan berakhir dgn tragedi. Benarlah Islam yg mengharamkan remaja muslim untuk pacaran.

Apakah engkau orang yg ikhlas? Jika engkau ingin menguji keikhlasanmu jadilah murobbi dlm waktu yg lama. Sebab dunia murobbi adalah dunia yg sepi dari harta, populeritas dan pangkat. Disana yg ada hanya wajah Allah.

Orang tua harus cerewet menasehati anaknya. Jika orang tua diam dan jarang menasehati anaknya berarti ia egois dgn kesibukannya sendiri.

Tujuan kita sekolah setinggi-tingginya hanya dua, mampu berpikir rasional dan mampu bersikap positif. Jika keduanya tdk tercapai percuma kita sekolah, kecuali hanya untuk mendapatkan gelar dan materi.
Orang2 yg takut perubahan biasanya adalah mereka yg sangat takut menghadapi resiko2 kehidupan yg tdk mereka kenal.
Hati-hati dgn waktu senggang di antara waktu sibuk krn bisa melenakan untuk berlama2 dan menambah dosa. Gunakan waktu senggang untuk belajar dan ibadah.
Ingin menghilangkan kebiasaan buruk atau maksiat? Rajinlah ibadah
Nanti Allah akan membalikkan hati kamu untuk tdk lagi menyukainya.

Mengapa tahun baru hrs dirayakan dgn hura-hura? Bukankah dgn berubah tahun dunia semakin di belakang kita dan kematian semakin di depan kita?
Jatuh cinta itu biasa, tapi jatuh cinta pada orang yg sama berkali-kali itu baru luar biasa.
Doa tidak mampu mengulang waktu,
tetapi mampu membuat kesempatan datang kembali.
Tiga janji suami sholih : tidak memukul isteri, tidak mengucapkan thalaq, dan tdk memberikan nafkah haram.
Pacaran itu membuat hatimu menjadi cengeng, pikiranmu menjadi sempit dan kepedulianmu menjadi tumpul.
Sinetron-isinetron pemeran berjilbab di TV merendahkan martabat perempuan berjilbab karena otaknya hanya berisi tentang pacaran dan rebutan lelaki melulu.
Semakin berilmu engkau, semakin tdk mudah engkau tergoda oleh apa yg terlihat. Orang yg berilmu lbh sibuk dgn apa yg tersirat daripada dgn apa yg tersurat.
Orang yg suka bercanda mesum, apalagi di depan orang banyak, sebenarnya sedang menghina kualitas dirinya sendiri.
Kenapa Allah menyediakan bidadari di surga? Karena kita dilarang mengumbar nafsu syahwat di dunia.

Salah satu cara agar tidak sakit jiwa adalah bersikap murah hati dan suka memberi.
Sukses tidak diukur dari posisi yang dicapai seseorang dalam hidup, tapi dari kesulitan-kesulitan yang berhasil diatasi ketika berusaha meraih sukses.
Yang takut dgn tegaknya syariat Islam hanya orang jahat dan dengki. Orang yg cinta damai, tdk peduli apa pun agamanya, akan senang dgn syariat Islam.

Dalam Islam, wanita tidak boleh menggunakan nama suaminya (mslnya, Ibu Reza) atau nama suaminya di belakang namanya (mslnya, Ibu Mirna Reza) krn nasabnya tetap kpd bpknya
Kasihan melihat orang yg tdk punya uang, tapi lebih kasihan melihat orang yg tdk bahagia

Musuh-musuh Islam memang seringkali tdk bisa diajak berdemokrasi. Mereka hanya bisa mengerti dgn bahasa jihad dan darah. #Mesir contohnya

Semakin dewasa seseorang semakin ia berorientasi kpd hubungan dgn orang lain, bukan kpd benda-benda.

Yang takut dgn tegaknya syariat Islam hanya koruptor, pemaksiat, penjahat dan orang yg bodoh thd syariat.

Jangan mengekspresikan kegalauan di media sosial (FB, Twitter, dll), selain tdk bermanfaat, juga menunjukkan bhw kita lemah.

Jangan belokkan niatmu dgn bersedeqah agar kaya. Bersedeqah itu untuk taqarub (mendekatkan diri) kpd Allah, tdk peduli dibalas Allah dgn kekayaan atau tdk.

Contoh kemunafikan banyak, di antaranya tersangka korupsi yg tiba-tiba pakai peci/gamis atau jilbab/cadar ketika ditangkap dan disidang. Wahai ciptaan Allah...kemana saja iman Anda selama ini?

Sebenarnya yg bisa membuat kamu susah dan bahagia itu bkn lingkungan, tapi keyakinan positif di dlm dirimu sendiri.

Dahsyat-RCTI hari ini ditutup dgn anak kecil menyanyikan lagu cinta yg tdk pantas tuk mereka...siaran semacam ini merusak moral anak bangsa. Amerika maju dulu, baru moralnya rusak. Indonesia belum maju negaranya, tapi moral anak bangsanya keburu banyak yg rusak dan jauh dari Tuhan.

Pacaran memang tak selalu berakhir zina, tapi hampir semua zina diawali dengan pacaran.
Orang bahagia dalam kekayaan itu wajar, tapi orang bahagia dalam kekurangan uang itu baru luar biasa!

Seringkali orang yg banyak memberi nasehat kpd orang lain adalah orang yg sedang berusaha keras memperbaiki dirinya sendiri.

Berpikir besar adalah membicarakan ide dan solusi. Berpikir sedang adalah mmbicarakan peristiwa. Berpikir kecil adalah membandingkan kekurangan orang lain.

Memelihara pertemanan itu butuh perhatian dan waktu, tapi hasilnya kebahagiaan, jalan petunjuk dan rezeki dari arah tdk disangka.

Syukuri kesehatan dgn banyak beramal. Sebab ketika sakit, amal menjadi sedikit, keikhlasan berkurang dan keluh kesah bertambah, kecuali mereka yg bersabar dan yg demikian sangat sedikit.

Orang yg paling miskin bukanlah oarang yg tidak mempunyai uang sepeserpen, tapi orang yg tidak memiliki impian.

Jangan engkau jadikan teman sebagai aset kepentingan pribadi. Jadikan ia sebagai tempat engkau menaut kasih sayang dlm menasehati dgn kesabaran dan kelembutan.
Orang yg mulia adalah orang yang sederhana sedangkan ia punya pilihan untuk hidup mewah.

Kebahagiaan adalah nikmat, tapi tdk memberikan pelajaran apa2. Kepedihan itu sakit tapi memberikan pelajaran yg banyak dan menumbuhkan.

Dunia ini rusak oleh orang-orang yg tdk beragama dgn baik. Jika setiap orang kembali kpd agamanya masing2 niscaya dunia akan tenteram. Tidak ada paksaan dlm memeluk agama Islam.

Cinta kekanak2an berprinsip : "Saya mencintai karena saya dicintai". Cinta yg dewasa brprinsip : "Saya dicintai karena saya mencintai."

Kalau Anda sering berpindah-pindah kerja dgn alasan kurang puas, berarti bukan tempat kerjanya yg salah, tapi pribadi Andalah yg bermasalah.

Jangan tertipu dgn pujian dan penghargaan orang lain yg membuat kita jumawa dan merasa berhak mendapat tempat terhormat. Sebab jika saja orang lain tahu aib dan dosa kita yg disembunyikan niscaya kita belum tentu berhak dipuji, malah justru layak dicaci.

Arti cinta terhadap lawan jenis dlm budaya pop saat ini sdh dieksploitasi sampai pada taraf pemujaan berlebihan yg menjurus pd kemusyrikan dan kebodohan. Korbannya, begitu banyak lelaki dan perempuan mengejar cinta semu yg justru membuat mereka menjauh dari makna cinta dan kebahagiaan sejati.

Jika kamu ingin tahu apakah calon pasanganmu sholih atau tidak, lihat dari cara berpikir dan kebiasaannya, jangan lihat hanya dari ibadahnya saja

Jika seorang wanita dinasehati agar berjilbab, jawaban mereka standar, "Belum siap. Lagipula yg pentingkan mnjaga hati." Katakanlah, "Jika engkau ingin mnjaga hati, maka jagalah tubuhmu lbh dahulu. Sesungguhnya jilbab itu bkn akhir kebaikan, tapi AWAL dari proses kebaikan seorang wanita."

Kita dianjurkan kaya, tapi dilarang hidup mewah. Karena orang yg hidupnya mewah cenderung memusuhi kebenaran. "Dan setiap Kami mengutus seorang pemberi peringatan kpd suatu negeri, orang-orang yg hidup mewah (di negeri itu) berkata : "Kami benar2 mengingkari apa yg kamu sampaikan sebagai utusan". (QS. 34 : 34).

Jika benci dan marah akan menjadi masa lalu pada akhirnya, mengapa mesti diumbar sepenuh rasa, sedang menahan diri lebih berpahala dan lebih menyehatkan jiwa.
Cara terbaik belajar adalah dengan mengajarkannya pada orang lain.

Gencarnya penayangan entertaiment membuat banyak anak muda yang merubah cita-citanya untuk menjadi artis secara instan. Padahal negeri ini bukan butuh artis untuk maju, tapi butuh ilmuwan dan ulama.

Begitu banyak waktu yang terbuang untuk sekolah, tetapi hanya menghasilkan para pencari kerja bukan pencipta kerja.

Kadangkala masalah itu bisa selesai bukan dengan kreativitas, tapi dengan kesabaran.
Orang yang paling besar potensinya untuk menyakiti hati kita adalah orang-orang terdekat kita.

Foya-foya yang paling menghancurkan kemanusiaan adalah foya-foya politik.
Prestasimu bukan dilihat dari banyaknya materi, anak, jabatan, atau juara dalam kompetisi, tapi dari banyaknya memberi.s
Bagi mereka yang selalu siap belajar, dunia adalah ruang kelasnya dan hidup adalah guru yang sangat mengesankan.

Tidak ada orang yang pintar, yang ada orang yang rajin belajar. Tidak ada orang yang bodoh, yang ada orang yang malas belajar.
Mari kita belajar untuk menuliskan kebaikan orang lain di atas batu dan menuliskan kesalahan orang lain di atas pasir.
Sumber : Fb Satri Hadi Lubis, semoga bermanfaat salam dari myspacenote.blogspot.com 2014
Read More...

Wednesday, May 14, 2014

Tahlil Seratus Kali Sehari


Materi Khutbah : Jum'at Legi 2 Mei, Jum'at Pon 9 Mei 2014.
Tahlil Seratus Kali Sehari
dikutip dari tulisan : Ihsan Tandjung – Minggu, 20 Oktober 2013 18:48 WIB
Islam memang luar biasa. Bayangkan, hanya dengan membaca suatu lafal wirid tahlil tertentu sebanyak seratus kali setiap hari, maka Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam menjanjikan setidaknya empat manfaat. Kalimat tersebut berbunyi sebagai berikut:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Tidak ada ilah selain Allah semata. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segenap kerajaan dan miliknya segenap puji-pujian. Dan Dia atas segala sesuatu Maha Berkuasa.”
Dalam sebuah hadits beliau menjanjikan empat manfaat yang bakal didapat si muslim sepanjang hari di mana ia membaca lafal tersebut sebanyak seratus kali.
Pertama, Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mengatakan bahwa muslim tersebut seolah telah memerdekakan sepuluh budak. Subhaanallah. Islam sangat menghargai orang yang memerdekakan budak. Berarti ia telah memberikan kesempatan bagi manusia tersebut untuk menjalani kehidupan yang lebih terhormat sebagai orang merdeka. Kedudukannya telah diangkat dari tempat yang semula rendah dan hina menjadi tinggi dan mulia. Pantas bilamana salah satu misi Islam yang dijelaskan oleh Rib’i bin Amer kepada Panglima Persia berbunyi:
ابتعثنا الله لنخرج الناس من عبادة العباد لعبادة الله وحده
“Kami diutus Allah untuk mengeluarkan manusia dari penghambaan sesama hamba untuk menghamba kepada Allah semata”
Kedua, Allah mencatat bahwa ia telah memperoleh seratus kebaikan. Pada hari berbangkit manusia sangat berharap bahwa dirinya memiliki kebaikan yang banyak untuk memberatkan timbangan neraca mizannya. Ia sangat khawatir bilamana ia mendapati bahwa timbangan keburukannya lebih berat daripada timbangan kebaikannya. Sebab setiap amal ada ganjarannya dari Allah subhaanahu wa ta’aala. Kebaikan diberi hadiah sedangkan keburukan diberi hukuman.
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
”Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.” (QS Az Zalzalah 7-8)
Ketiga, Allah hapuskan seratus kesalahan yang telah dilakukannya. Subhaanallah. Tidak ada manusia yang bersih dari kesalahan. Setiap hari ada saja kesalahan yang manusia lakukan. Berarti wirid ini sangat penting untuk men-delete berbagai kesalahan yang sadar maupun tidak sadar kita lakukan.
Keempat, Allah janjikan akan membentengi seseorang dari gangguan syaithan selama sehari-semalam. Padahal syaithan telah berbulat tekad untuk menyesatkan manusia dari jalan yang lurus. Berarti dengan wirid ini seseorang akan memperoleh immunity setidaknya selama satu hari dari tipu daya syaithan.
Selengkapnya hadits tersebut berbunyi sebagai berikut:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ وَكُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِائَةُ سَيِّئَةٍ وَكَانَتْ لَهُ حِرْزًا مِنْ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذَلِكَ حَتَّى يُمْسِيَ وَلَمْ يَأْتِ أَحَدٌ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ إِلَّا أَحَدٌ عَمِلَ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ (البخاري)
Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda, “Brgsiapa membaca
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Tidak ada ilah selain Allah semata. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segenap kerajaan dan miliknya segenap puji-pujian. Dan Dia atas segala sesuatu Maha Berkuasa.” sebanyak seratus kali dalam sehari, maka hal itu setara dengan memerdekakan sepuluh budak, dan dituliskan untuknya seratus kebaikan serta dihapuskan beginya sertus kesalahan lalu ia memperoleh perlindungan dari syaithan pd hari tersebut sampai sore hari dan tidak seorangpun yang bisa menandinginya kecuali orang yang ber-’amal melebihi daripada itu.” (HR Bukhary)
Read More...

Monday, May 12, 2014

MENDIKBUD DITANTANG SISWA SMA

Dilematika UNAS: Saat Nilai Salah Berbicara
17 April 2014 at 19:06
Sebuah surat terbuka, untuk Bapak Menteri Pendidikan yang terhormat,
di tempat.
16. Mencontek adalah sebuah perbuatan…

a. terpaksa

b. terpuji

c. tercela

d. terbiasa



Ardi berhenti di soal nomor enam belas itu, salah satu soal ulangan Budi Pekerti semasa dia kelas 2 SD dulu. Ia tertegun, dan hatinya berdenyut perih saat dilihatnya sebuah coretan menyilang pilihan jawaban C. Coretan tebal, panjang, ciri khas si Ardi kecil yang menjawab nomor itu tanpa ragu, melainkan dengan penuh keyakinan…



Handphonenya berdering pelan, sebuah SMS masuk. Ardi membukanya, dan ia menghela nafas dalam-dalam begitu membaca isinya.



Jadi gimana Di, ikutan pakai ‘itu’ nggak?



Barangkali bukan kebetulan Ardi menemukan soal-soal ulangan SD-nya saat ia mau mencari buku-buku lamanya, barangkali bukan kebetulan Ardi membaca soal nomor enam belas dan jawaban polosnya itu, sebab denyut perih di hatinya baru mereda setelah ia mengirim sebaris kalimat yakin…



Nggak, Jo, aku mau jujur aja.



Sebuah balasan pahit mampir selang beberapa detik setelahnya,



Ah, cemen kamu.



Tapi tidak, Ardi tak goyah. Ia mengulum senyum dan batinnya berbisik pelan, salah, Jo.



Jujur itu keren.






UNAS. Sebuah jadwal tahunan yang diselenggarakan oleh pemerintah untuk mengevaluasi hasil belajar siswa selama tahun-tahun sebelumnya. Sebuah penentu kelayakan seorang siswa untuk lulus dari jenjang pendidikan yang sudah dia jalani atau tidak. UNAS sudah sejak lama ada, meliputi berbagai tingkat pendidikan, mulai dari SD, SMP, sampai yang terakhir, yakni SMA. Sudah sejak lama pula UNAS menuai pro dan kontra, yang mana rupanya kontra itu belakangan ini berhasil 'memaksa' pemerintah untuk menghapuskan UNAS di tingkatan SD. Sedang untuk tingkat SMP dan SMA, kemungkinan itu masih harus menunggu.


Tiap kali UNAS akan digelar, seluruh elemen masyarakat ikut tertarik ke dalam pusaran perbincangannya. Perdebatan tentang perlu-tidaknya diadakan UNAS tak pernah absen dari obrolan ringan di warung kopi, dan acara-acara yang mengklaim ingin memotivasi para peserta UNAS pun bermunculan di berbagai channel televisi. Di sela-sela program motivasi itu, jikalau ada sesi tanya-jawab, hampir bisa dipastikan akan ada seorang partisipan yang melempar tanya:


"Bagaimana dengan kecurangan UNAS?"


Ah, ya, UNAS memang belum pernah lepas dari ketidakjujuran.


Sekarang, jangan marah jika saya bilang bahwa UNAS identik dengan kecurangan. Sebab jika tidak, pertanyaan itu tidak akan terlalu sering terdengar. Tapi nyatanya, semakin lama pertanyaan itu semakin berdengung di tiap sudut daerah yang punya lembaga pendidikan; dan tahukah apa yang menyedihkan? Yang paling menyedihkan adalah saat lembaga-lembaga pendidikan itu, tempat kita belajar mengeja kalimat 'kejujuran adalah kunci kesuksesan' itu, hanya mampu tersenyum tipis dan menahan kata di depan berita-berita ketidakjujuran yang simpang-siur di berbagai media.


UNAS dengan segala problematika dan dilematika yang dibawanya memang tak pernah habis untuk dikupas, dan sayangnya ia tak pernah bosan pula menemui jalan buntu. Dari tahun ke tahun selalu ada laporan tentang kecurangan, tetapi ironisnya setiap tahun itu pula pemerintah tetap tersenyum dan mengabarkan dengan bahagia bahwa 'UNAS tahun ini mengalami peningkatan, kelulusan tahun ini mengalami kenaikan, rata-rata tahun ini mengalami kemajuan', dan hal-hal indah lainnya. Dulu, saat saya belum menginjak kelas tiga, saya berpikir bahwa grafik itu benar adanya dan saya pun terkagum-kagum oleh peningkatan pendidikan yang dialami oleh generasi muda Indonesia.


Tetapi sekarang, sebagai pelajar yang baru saja menjalani UNAS... dengan berat hati saya mengaku bahwa saya tidak bisa lagi percaya pada dongeng-dongeng itu. Sebagai pelajar yang baru saja menjalani UNAS, saya justru punya banyak pertanyaan yang saya pendam dalam hati saya. Banyak beban pikiran yang ingin saya utarakan kepada Bapak Menteri Pendidikan. Tapi tenang saja, Bapak tidak perlu menjadi pembaca pikiran untuk tahu semua itu, karena saya akan menceritakannya sedikit demi sedikit di sini. Dari berbagai kekalutan dan tanda tanya yang menyesaki otak sempit saya, saya merumuskannya menjadi tiga poin penting...


Pertama, tentang kesamarataan bobot pertanyaan-pertanyaan UNAS, yang tahun ini Alhamdulillah ada dua puluh paket.


Bapak Menteri Pendidikan yang terhormat... pernah tidak terpikir oleh Bapak bagaimana caranya seorang guru Bahasa Indonesia bisa membuat 20 soal yang berbeda, dengan tingkat kesulitan yang sama, untuk satu SKL saja? Pernah tidak terpikir oleh Bapak bagaimana caranya seorang guru Biologi membuat 20 soal yang berbeda, dengan taraf kesulitan yang sama, hanya untuk satu indikator 'menjelaskan fungsi organel sel pada tumbuhan dan hewan'?


Menurut otak sempit saya, sejujurnya, itu mustahil. Mau tidak mau akan ada satu tipe soal yang memuat pertanyaan dengan bobot lebih susah dari tipe lain. Hal ini jelas tidak adil untuk siswa yang kebetulan apes, kebetulan mendapatkan tipe dengan soal susah sedemikian itu. Sebab orang tidak akan pernah peduli apakah soal yang saya terima lebih susah dari si A atau tidak. Manusia itu makhluk yang seringkali terpaku pada niai akhir, Pak. Orang tidak akan pernah bertanya, 'tipe soalmu ada berapa nomor yang susah?' melainkan akan langsung bertanya, 'nilai UNASmu berapa?'.


Bapak Menteri Pendidikan yang terhormat, di sini Bapak akan beralasan, barangkali, bahwa jika siswa sudah belajar, maka sesusah apapun soalnya tidak akan bermasalah. Tapi coba ingat kembali, Pak, apa sih tujuan diadakannya Ujian Nasional itu? Membuat sebuah standard untuk mengevaluasi siswa Indonesia, 'kan? Untuk menetapkan sebuah garis yang akan jadi acuan bersama, 'kan? Sekarang, bagaimana bisa UNAS dijadikan patokan nasional saat antar paket saja ada ketidakmerataan bobot soal? Ini belum tentang ketidakmerataan pendidikan antar daerah, lho, Pak.


Kedua, tentang pertanyaan-pertanyaan UNAS tahun ini, yang, menurut saya, menyimpang dari SKL.


Bapak Menteri Pendidikan yang terhormat, saya tahu Bapak sudah mengklarifikasinya di twitter, bahwa soal tahun ini bobot kesulitannya di naikkan sedikit (saya tertawa miris di bagian kata 'sedikit' ini). Tapi, aduh, jujur saya bingung juga Pak bagaimana menanggapinya. Pertama, bobot soal kami dinaikkan hanya sampai standard Internasional. Kedua, konfirmasi itu Bapak sampaikan setelah UNAS selesai. Saya jadi paham kenapa di sekolah saya disiapkan tabung oksigen selama pelaksanaan UNAS. Mungkin sekolah khawatir kami pingsan saking bahagianya menemui soal-soal itu, 'kan?


Bapak, saya tidak mengerti, benar-benar tidak mengerti... apa yang ada di pikiran Bapak-Bapak semua saat membuat, menyusun, dan mencetak soal-soal itu? Bapak mengatakan di twitter Bapak, 'tiap tahun selalu ada keluhan siswa karena soal yang baru'. Tapi, Pak, sekali ini saja... sekali ini saja saya mohon, Bapak duduk dengan santai, kumpulkan contoh soal UNAS tahun dua ribu sebelas, dua ribu dua belas, dua ribu tiga belas, dan dua ribu empat belas. Dengan kepala dingin coba Bapak bandingkan, perbedaan tingkat kesulitan dua ribu sebelas dengan dua ribu dua belas seperti apa. Perbedaan bobot dua ribu dua belas dengan dua ribu tiga belas seperti apa. Dan pada akhirnya, coba perhatikan dan kaji baik-baik, perbedaan tipe dan taraf kerumitan soal dua ribu tiga belas dengan dua ribu empat belas itu seperti apa.


Kalau Bapak masih merasa tidak ada yang salah dengan soal-soal itu, saya ceritai sesuatu deh Pak. Bapak tahu tidak, saat hari kedua UNAS, saya sempat mengingat-ingat dua soal Matematika yang tidak saya bisa. Saya ingat-ingat sampai ke pilihan jawabannya sekalipun. Kemudian, setelah UNAS selesai, saya pergi menghadap ke guru Matematika saya untuk menanyakan dua soal itu. Saya tuliskan ke selembar kertas, saya serahkan ke beliau dan saya tunggu. Lalu, hasilnya? Guru Matematika saya menggelengkan kepalanya setelah berkutat dengan dua soal itu selama sepuluh menit. Ya... beliau bilang ada yang salah dengan kedua soal itu. Tetapi yang ada di kepala saya hanya pertanyaan-pertanyaan heran...


Bagaimana bisa Bapak menyuruh saya menjawab sesuatu yang guru saya saja belum tentu bisa menjawabnya?


Tidak diuji dulukah kevalidan soal-soal UNAS itu?


Bapak ujikan ke siapa soal-soal itu? Para dosen perguruan tinggi? Mahasiswa-mahasiswa semester enam?


Lupakah Bapak bahwa nanti yang akan menghadapi soal-soal itu adalah kami, para pelajar kelas tiga SMA dari seluruh Indonesia?


Haruskah saya ingatkan lagi kepada Bapak bahwa di Indonesia ini masih ada banyak sekolah-sekolah yang jangankan mencicipi soal berstandard Internasional, dilengkapi dengan fasilitas pengajaran yang layak saja sudah sujud syukur?


Etiskah menuntut sebelum memberi?


Etiskah memberi kami soal berstandard Internasional di saat Bapak belum mampu memastikan bahwa seluruh Indonesia ini siap untuk soal setingkat itu?


Pada bagian ini, Bapak mungkin akan teringat dengan berita, 'Pelajar Mengatakan bahwa UNAS Menyenangkan'. Kemudian Bapak akan merasa tidak percaya dengan semua yang sudah saya katakan. Kalau sudah begitu, itu hak Bapak. Saya sendiri juga tidak percaya kenapa ada yang bisa mengatakan bahwa UNAS kemarin menyenangkan. Awalnya saya malah mengira bahwa itu sarkasme, sebab sejujurnya, tidak sedikit teman-teman saya yang menangis sesudah mengerjakan Biologi. Mereka menangis lagi setelah Matematika dan Kimia. Lalu airmata mereka juga masih keluar seusai mengerjakan Fisika. Sekarang, di mana letak 'UNAS menyenangkan' itu? Bagi saya, hanya ada dua jawabannya; antara narasumber berita itu memang sangat pintar, atau dia menempuh jalan pintas...


Jalan pintas itu adalah hal ketiga yang menganggu pikiran saya selama UNAS ini. Sebuah bentuk kecurangan yang tidak pernah saya pahami mengapa bisa terjadi, yaitu joki.


Mengapa saya tidak paham joki itu bisa terjadi? Sebab, setiap tahun pemerintah selalu gembar-gembor bahwa "Soal UNAS aman! Tidak akan bocor! Pasti terjamin steril dan bersih!", tetapi ketika hari H pelaksanaan... voila! Ada saja joki yang jawabannya tembus. Jika bocor itu paling-paling hanya lima puluh persen benar, ini ada joki yang bisa sampai sembilan puluh persen akurat. Sembilan puluh persen! Astaghfirullah hal adzim, itu bukan bocor lagi namanya, melainkan banjir. Kemudian ajaibnya pula, yang sudah dilakukan pemerintah untuk menanggulangi hal ini sepanjang yang saya lihat baru satu: menambah tipe soal! Kalau sewaktu saya SD dulu tipe UNAS hanya satu, sewaktu SMP beranak-pinak menjadi lima. Puncaknya sewaktu SMA ini, berkembang-biak menjadi 20 paket soal. Pemerintah agaknya menganggap bahwa banyaknya paket soal akan membuat jawaban joki meleset dan UNAS dapat berjalan mulus, murni, bersih, sebersih pakaian yang dicuci pakai detergen mahal.


Iya langsung bersih cling begitu, toh?


Nyatanya tidak.


Sekalipun dengan 20 paket soal, joki-joki itu rupanya masih bisa memprediksi soal sekaligus jawabannya. Peningkatan jumlah paket itu hanya membuat tarif mereka makin naik. Setahu saya, mereka bahkan bisa menyertakan kalimat pertama untuk empat nomor tententu di tiap paket agar para siswa bisa mencari yang mana paket mereka. Lho, kok bisa? Ya entah. Tidak sampai di sana, jawaban yang mereka berikan pun bisa tembus sampai di atas sembilan puluh persen. Lho, kok bisa? Ya sekali lagi, entah. Seperti yang saya bilang, kalau sudah sampai sembilan puluh persen akurat begitu bukan bocor lagi namanya, melainkan banjir bandang. Saat joki sudah bisa menyertakan soal, bukan hanya jawaban, maka adalah sebuah misteri Ilahi jika pemerintah masih sanggup bersumpah tidak ada main-main dari pihak dalam.


Bapak Menteri Pendidikan yang terhormat, saya memang hanya pelajar biasa. Tapi saya juga bisa membedakan mana jawaban yang mengandalkan dukun dan mana jawaban yang didapat karena sempat melihat soal. Apa salah kalau akhirnya saya mempertanyakan kredibilitas tim penyusun dan pencetak soal? Sebab jujur saja, air hujan tidak akan menetesi lantai rumah jika tidak ada kebocoran di atapnya.


Bapak Menteri Pendidikan yang terhormat... tiga hal yang saya paparkan di atas sudah sejak lama menggumpal di hati dan pikiran saya, menggedor-gedor batas kemampuan saya, menekan keyakinan dan iman saya.


Pernah terpikirkah oleh Bapak, bahwa tingkat soal yang sedemikian inilah yang memacu kami, para pelajar, untuk berbuat curang? Jika tidak... saya beritahu satu hal, Pak. Ada beberapa teman saya yang tadinya bertekad untuk jujur. Mereka belajar mati-matian, memfokuskan diri pada materi yang diajarkan oleh para guru, dan berdoa dengan khusyuk. Tetapi setelah melihat soal yang tidak berperikesiswaan itu, tekad mereka luruh. Saat dihadapkan pada soal yang belum pernah mereka lihat sebelumnya itu, mereka runtuh. Mereka menangis, Pak. Apa kesalahan mereka sehingga mereka pantas untuk dibuat menangis bahkan setelah mereka berusaha keras? Beberapa dari mereka terpaksa mengintip jawaban yang disebar teman-teman, karena dihantui oleh perasaan takut tidak lulus. Beberapa lainnya hanya bisa bertahan dalam diam, menggenggam semangat mereka untuk jujur, berdoa di antara airmata mereka... berharap Tuhan membantu.


Saya tidak bisa sepenuhnya menyalahkan teman-teman yang terpaksa curang setelah mereka belajar tetapi soal yang keluar seperti itu. Kami mengemban harapan dan angan yang tak sedikit di pundak kami, Pak. Harapan guru. Harapan sekolah. Harapan orangtua. Semakin jujur kami, semakin berat beban itu. Sebelum sampai di gerbang UNAS, kami telah melewati ulangan sekolah, ulangan praktek, dan berbagai ulangan lainnya. Tenaga, biaya, dan pikiran kami sudah banyak terkuras. Tetapi saat kami menggenggam harapan dan doa, apa yang Bapak hadapkan pada kami? Soal-soal yang menurut para penyusunnya sendiri memuat soal OSN. Yang benar saja, Pak. Saya tantang Bapak untuk duduk dan mengerjakan soal Matematika yang kami dapat di UNAS kemarin selama dua jam tanpa melihat buku maupun internet. Jika Bapak bisa menjawab benar lima puluh persen saja, Bapak saya akui pantas menjadi Menteri. Kalau Bapak berdalih 'ah, ini bukan bidang saya', lantas Bapak anggap kami ini apa? Apa Bapak kira kami semua ini anak OSN? Apa Bapak kira kami semua pintar di Matematika, Fisika, Biologi, Kimia, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris sekaligus? Teganya Bapak menyuruh kami untuk lulus di semua bidang itu? Sudah sepercaya itukah Bapak pada kecerdasan kami?


Tidak.


Tentu saja Bapak tidak sepercaya itu pada kami. Sebab jika Bapak percaya, Bapak tidak akan sampai terpikir untuk membuat dua puluh paket soal, padahal lima paket saja belum tentu bobot soal kelima paket itu seratus persen sama. Jika Bapak percaya, Bapak tidak akan sengaja meletakkan persentase UNAS di atas persentase nilai sekolah untuk nilai akhir kami, padahal belum tentu kemurnian nilai UNAS itu di atas kemurnian nilai sekolah. Jika Bapak percaya, Bapak tidak akan merasa perlu untuk melakukan sidak. Jika Bapak percaya... mungkin Bapak bahkan tidak akan merasa perlu untuk mengadakan UNAS.



.........


.........


.........


Anda akan mengatakan kalimat klise itu, Pak, bahwa nilai itu tidak penting, yang penting itu kejujuran.


Tapi tahukah, bahwa kebijakan Bapak sangat kontradiktif dengan kata-kata Bapak itu? Bapak memasukkan nilai UNAS sebagai pertimbangan SNMPTN Undangan. Bapak meletakkan bobot UNAS (yang hanya berlangsung tiga hari tanpa jaminan bahwa siswa yang menjalani berada dalam kondisi optimalnya) di atas bobot nilai sekolah (yang selama tiga tahun sudah susah payah kami perjuangkan) dalam rumus nilai akhir kami. Bapak secara tidak langsung menekankan bahwa UNAS itu penting, dan itulah kenyataannya, Pak. Itulah kenyataan yang membuat kami, para pelajar, goyah. Takut. Tertekan. Tahukah Bapak bahwa kepercayaan diri siswa mudah hancur? Pertahanan kami semakin remuk ketika kami dihadapkan oleh soal yang berada di luar pengalaman kami. Pernahkah Bapak pikirkan ini sebelumnya? Bahwa soal yang di luar kemampuan kami, soal yang luput Bapak sosialisasikan kepada kami meskipun persiapan UNAS tidak hanya satu-dua minggu dan Bapak sebetulnya punya banyak kesempatan jika saja Bapak mau, sesungguhnya bisa membuat kami mengalami mental breakdown yang sangat kuat? Pernahkah Bapak pikirkan ini sebelum memutuskan untuk mengeluarkan soal-soal tidak berperikesiswaan itu dalam UNAS, yang notabene adalah penentu kelulusan kami?


Pada akhirnya, Pak, izinkan saya untuk mengatakan, bahwa apa yang sudah Bapak lakukan sejauh ini tentang UNAS justru hanya membuat kecurangan semakin merebak. Bapak dan orang-orang dewasa lainnya sering mengatakan bahwa kami adalah remaja yang masih labil. Masih dalam proses pencarian jati diri. Sering bertingkah tidak tahu diri, melanggar norma, dan berbuat onar. Tapi tahukah, ketika seharusnya Bapak selaku orangtua kami memberikan kami petunjuk ke jalan yang baik, apa yang Bapak lakukan dengan UNAS selama tiga hari ini justru mengarahkan kami kepada jati diri yang buruk. Tingkat kesulitan yang belum pernah disosialisasikan ke siswa, joki yang tidak pernah diusut sampai tuntas letak kebocorannya, paket soal yang belum jelas kesamarataan bobotnya, semua itu justru mengarahkan kami, para siswa, untuk mengambil jalan pintas. Sekolah pun ditekan oleh target lulus seratus persen, sehingga mereka diam menghadapi fenomena itu alih-alih menentang keras. Para pendidik terdiam ketika seharusnya mereka berteriak lantang menentang dusta. Kalau perlu, sekalian jalin kesepakatan dengan sekolah lain yang kebetulan menjadi pengawas, agar anak didiknya tidak dipersulit.


Sampai sini, masih beranikah Bapak katakan bahwa tidak ada yang salah dengan UNAS? Ada yang salah, Pak. Ada lubang yang menganga sangat besar tidak hanya pada UNAS tetapi juga pada sistem pendidikan di negeri ini. Siapa yang salah? Barangkali sekolah yang salah, karena telah membiarkan kami untuk menyeberang di jalur yang tak benar. Barangkali kami yang salah, karena kami terlalu pengecut untuk mempertahankan kejujuran. Barangkali joki-joki itu yang salah, karena mereka menjual kecurangan dan melecehkan ilmu untuk mendapat uang.


Tapi tidak salah jugakah pemerintah? Tidak salah jugakah tim penyusun UNAS? Tidak salah jugakah tim pencetak UNAS? Ingat Pak, kejahatan terjadi karena ada kesempatan. Bukankah sudah menjadi tugas Bapak selaku yang berwenang untuk memastikan bahwa kesempatan untuk berlaku curang itu tidak ada?


Mungkin Bapak tidak akan percaya pada saya, dan Bapak akan berkata, "Kita lihat saja hasilnya nanti."


Kemudian sebulan lagi ketika hasil yang keluar membahagiakan, ketika angka delapan dan sembilan bertebaran di mana-mana, Bapak akan melupakan semua protes yang saya sampaikan. Bapak akan menganggap ini semua angin lalu. Bapak akan berpesta di atas grafik indah itu, menggelar ucapan selamat kepada mereka yang lulus, kepada tim UNAS, kepada diri Bapak sendiri, dan Bapak akan lupa. Bapak yang saya yakin sudah berkali-kali mendengar pepatah 'don't judge a book by its cover', akan lupa untuk melihat ke balik kover indah itu. Bapak akan melupakan kemungkinan bahwa yang Bapak lihat itu adalah hasil kerja para 'ghost writer UNAS'. Bapak akan lupa untuk bertanya kepada diri Bapak, berapa persen dari grafik itu yang mengerjakan dengan jujur? Kemudian Bapak akan memutuskan bahwa Indonesia sudah siap dengan UNAS berstandard Internasional, padahal kenyataannya belum. Joki-jokinyalah yang sudah siap, bukan kami. Mengerikan bukan, Pak, efek dari tidak terusut tuntasnya joki di negeri ini? Mengerikan bukan, Pak, ketika kebohongan menjelma menjadi kebenaran semu?


Bapak, tiga hari ini, kami yang jujur sudah menelan pil pahit. Pil pahit karena ketika kami berusaha begitu keras, beberapa teman kami dengan nyamannya tertidur pulas karena sudah mendapat wangsit sebelum ulangan. Pil pahit karena ketika kami masih harus berjuang menjawab beberapa soal di waktu yang semakin sempit, beberapa teman kami membuat keributan dengan santai, sedangkan para pengawas terlalu takut untuk menegur karena sudah ada perjanjian antar sekolah. Pil pahit, karena kami tidak tahu hasil apa yang akan kami terima nanti, apakah kami bisa tersenyum, ataukah harus menangis lagi...


Berhentilah bersembunyi di balik kata-kata, "Saya percaya masih ada yang jujur di generasi muda kita". Ya ampun Pak, kalau hanya itu saya juga percaya. Tetapi masalahnya bukan ada atau tidak ada, melainkan berapa, dan banyakan yang mana? Sebab yang akan Bapak lihat di grafik itu adalah grafik mayoritas. Bagaimana jika mayoritas justru yang tidak jujur, Pak? Cobalah, untuk kali ini saja tanyakan ke dalam hati Bapak, berapa persen siswa yang bisa dijamin jujur dalam UNAS, dibandingkan dengan yang hanya jujur di atas kertas?


(Ngomong-ngomong, Pak, banyak dosa bisa menyebabkan negara celaka. Kalau mau membantu mengurangi dosa masyarakat Indonesia, saya punya satu usul efektif. Hapuskan kolom 'saya mengerjakan ujian dengan jujur' dari lembar jawaban UNAS.)


UNAS bukan hal remeh, Pak, sama sekali bukan; terutama ketika hasilnya dijadikan parameter kelulusan siswa, parameter hasil belajar tiga tahun, sekaligus pertimbangan layak tidaknya kami untuk masuk universitas tujuan kami. Jika derajat UNAS diletakkan setinggi itu, mestinya kredibilitas UNAS juga dijunjung tinggi pula. Mestinya tak ada cerita tentang soal bocor, bobot tidak merata, dan tingkat kesulitan luput disosialisasikan ke siswa.


Kejujuran itu awalnya sakit, tapi buahnya manis.


Dan saya tahu itu, Pak.


Tapi bukankah Pengadilan Negeri tetap ada meski kita semua tahu keadilan pasti akan menang?


Bukankah satuan kepolisian masih terus merekrut polisi-polisi baru meski kita semua tahu kebenaran pasti akan menang?


Dan bukankah itu tugas Bapak dan instansi-instansi pendidikan, untuk menunjukkan pada kami, para generasi muda, bahwa kejujuran itu layak untuk dicoba dan tidak mustahil untuk dilakukan?


Kejujuran itu awalnya sakit, buahnya manis.


Tapi itu bukan alasan bagi Bapak untuk menutup mata terhadap kecurangan yang terjadi di wilayah kewenangan Bapak.


Kami yang berusaha jujur masih belum tahu bagaimana nasib nilai UNAS kami, Pak. Tapi barangkali hal itu terlalu remeh jika dibandingkan dengan urusan Bapak Menteri yang bejibun dan jauh lebih berbobot. Maka permintaan saya mewakili teman-teman pelajar cuma satu; tolong, perbaikilah UNAS, perbaikilah sistem pendidikan di negeri ini, dan kembalikan sekolah yang kami kenal. Sekolah yang mengajarkan pada kami bahwa kejujuran itu adalah segalanya. Sekolah yang tidak akan diam saat melihat kadernya melakukan tindak kecurangan. Kami mulai kehilangan arah, Pak. Kami mulai tidak tahu kepada siapa lagi kami harus percaya. Kepada siapa lagi kami harus mencari kejujuran, ketika lembaga yang mengajarkannya justru diam membisu ketika saat untuk mengamalkannya tiba...





Dari anakmu yang meredam sakit,




Pelajar yang baru saja mengikuti UNAS.
Read More...

Sunday, May 11, 2014

JAWABAN SULTAN BRUNEI ATAS GELOMBANG FITNAH KAFIR BARAT TERHADAP PENERAPAN SYARIAT ISLAM

Setelah Brunei Darussalam menerapkan Syariat Islam, kaum kafir Barat ramai-ramai mengecam Sultan Brunei. Bak kesurupan setan, mereka menghujat Sultan Brunei di berbagai media secara membabi buta.

Berbagai cara mereka lakukan untuk menjatuhkan moral sang Sultan ke hadapan dunia. Mereka mencari-cari celah kesalahan sang Sultan. Tak menemukan celah kesalahan yang mereka inginkan, mereka membuat fitnah keji terhadap Sultan Brunei dan keluarganya dari kejadian-kejadian di masa yang lampau.

Sama bejat dengan kelakuan majikan mereka di Barat, media-media anti Islam di Indonesiapun kompak menyerang sang Sultan. Tak kurang dari Kompas, Tempo, dan Viva News membrondong Sultan dengan aneka fitnah yang keji.

Menanggapi berbagai hujatan dan fitnah tersebut, Sultan Brunei angkat bicara. Berikut adalah jawaban sang Sultan yang sempat kami terjemahkan:

"Di negara anda, anda menerapkan kebebasan berbicara, kebebasan pers, kebebasan beragama, dan sebagainya. Hal tersebut ada dalam konstitusi anda dan sistem politik anda, identitas nasional anda, hak anda, dan cara hidup anda.Di negara kami, kami mempraktekkan budaya Melayu, Islam, Sistem Monarki, dan kita akan menerapkan hukum dan syariah Islam. Islam adalah konstitusi kami, identitas nasional kami, hak kami, dan cara hidup kami."

"Kita bisa menemukan lubang besar (kelemahan) pada hukum dan keadilan dan anda mungkin bisa menemukan hal tersebut ada pada diri kami, namun ini adalah negara kami. Seperti halnya anda yang mempraktekkan hak menjadi gay, dan sebagainya. Untuk negara dimana kami tinggal sekarang, kami mempraktekkan hak kami untuk menjadi Muslim sekarang dan kehidupan selanjutnya (akhirat). Ini adalah negara Islam yang mempraktekkan hukum Islam."

"Mengapa anda harus mengkhawatirkan kami? Mengapa anda tidak mengkhawatirkan anak-anak anda yang ditembak mati di sekolah, atau penjara yang tak mampu langi menampung banyaknya narapidana, atau tingginya tingkat kriminal, atau tingginya tingkat bunuh diri dan aborsi, dan segala hal yang harusnya anda khawatirkan di negara anda? Sebagian besar agama juga mengecam homoseksual, itu bukan hal yang baru. Anda menyalahkan dan memboikot Muslim saat anda mendengar Islam dan Muslim menyatakan kepercayaannya. Anda menyatakan bahwa itu keliru, itu bodoh, itu barbar."

"Sekali lagi, kembalilah pada hal-hal pada diri anda sendiri yang seharusnya anda khawatirkan! Khawatirkan kebijakan anda tentang legalisasi senjata api, aborsi, dan gaya hidup yang menyebabkan AIDS dan terputusnya generasi selanjutnya."

"Mengapa anda sangat perhatian sekali terhadap apa yang terjadi di sini dalam negara Islam yang anda bahkan tidak membuka mata anda terhadap apa yang terjadi di Syiria, Bosnia, Rohingya, Palestina, Mesir, dan sebagainya? Ribuan orang terbunuh dan anda tidak perhatian sama sekali! Tidak ada satupun orang yang terbunuh disini dibawah hukum Islam ini. Bahkan saat ini anda membuat omong kosong besar tentang syariah Islam di negara kami, padahal saat ini penduduk kami mau menerima pemberlakuan syariah Islam itu dengan damai. Kalaupun adanya hukuman yang mungkin lebih kejam dari sistem Islam bukan berarti hal tersebut sangat mudah untuk dilakukan. Ada proses panjang sebelum eksekusi hukuman. Kami setuju saja dan kami senang dengan hal tersebut, namun, sekali lagi, mengapa anda perlu mengkhawatirkan kami? Khawatirkan diri anda sendiri."

Sumber: http://mynewshub(dot)my/eng/2014/05/08/bruneis-answer-to-the-west

versi inggris

Petikan dari: BruneiUnited
PENAFIAN: Petikan ini bukanlah dari Kerajaan Brunei

CNN dan media barat sekarang ni sibok mengancam Brunei sbb Undang Sharia. Mereka memboikot semua hotel2 dan kepentingan Brunei. Berikut salah satu jawapan Kerajaan Brunei kpd mereka....

In your countries you practice freedom of speech, freedom of press, freedom of religion, etc. It's in your constitution It's your political system, your national identity, your rights, your way of life.

In my country, we practice a Malay, Islamic, Monarchical system and we're going to start practicing the laws of Islam, Sharia Law . Islam is in our constitution, our national identity, our rights, our way of life.We may find loopholes in your laws and justice system and you may have found ours, but this is our country. Just like you practice your right to be gay, etc. for this world you live in now, we practice our rights to be Muslims for this world and the Hereafter. This is an Islamic country practising Islamic law.

Why don't you worry about your kids being gunned down in schools, worry about your prisons being unable to accommodate convicts, worry about your high rate of crimes and DUIs, worry about your high suicide and abortion rate, worry about whatever it is that you should be worried about THERE.

Many religions are against homosexuality, it's nothing new. The moment you hear that Islam and Muslims making a stand and trying to reaffirm their faith, you judge, you boycott, you say that it's wrong, it's stupid, it's barbaric. Again, go back to those worries that you should focus on I've mentioned earlier. Is it not wrong to legalize deadly weapons, is it not wrong to allow unborn babies to be killed, is it not wrong to allow a lifestyle that results in AIDS and discontinuation of the next generation?

Why do you care so much what's happening here in an Islamic nation when you didn't even bat an eyelid about the Syrians, Bosnians, Rohingyas, Palestinians,etc. Thousands are being killed there and you don't care, not one is killed here under this Sharia Law, and you make a big fuss, even when the citizens here who are directly affected by it, accepts it with peace. Punishments may be harsher but it does not mean it's easier to be carried out. There are processes to go through before an actual conviction. We are fine with it, we are happy.
‪#‎BruneiUnited‬
http://mynewshub(dot)my/eng/2014/05/08/bruneis-answer-to-the-west
Read More...